Deteksi Kanker Leher Rahim dan Payudara Sedini Mungkin


 Program nasional deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara, Senin (21/4), dicanangkan Ibu Negara Ny Ani Susilo Bambang Yudhoyono, di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta Pusat. Pencanangan ini ditandai penyerahan secara simbolis bantuan Depkes berupa alat deteksi dini kepada enam bupati serta mobil mammografi kepada RS Dharmais.

"Angka kematian karena kanker menempati urutan kedua tertinggi di dunia setelah penyakit kardiovaskular. Di Indonesia, jenis kanker yang paling banyak diderita perempuan adalah kanker payudara dan kanker leher rahim," kata Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, pada acara bertema "Dengan Semangat Ibu Kartini, Kita Selamatkan Perempuan Indonesia dari Penyakit Kanker melalui Deteksi Dini."

Deteksi kedua penyakit ini dapat dilakukan dengan sederhana. Untuk kanker leher rahim dideteksi dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) yang sangat sederhana, murah, nyaman, praktis dan mudah. Metode IVA dirancang untuk masyarakat yang jauh dari fasilitas kesehatan. Sedangkan untuk masyarakat kota, tersedia metode deteksi dini dengan cara Pap Smear.

Sementara deteksi dini kanker payudara dapat menggunakan metode SADARI (periksa payudara sendiri) dilanjutkan dengan pemeriksaan klinis payudara oleh petugas kesehatan terlatih, pemeriksaan dengan ultrasonografi atau pemeriksaan dengan mammografi.

Deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara adalah terobosan inovatif dalam pembangunan kesehatan untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian. "Meski kegiatan deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara ditujukan bagi kaum perempuan, namun pengendalian kanker oleh Departemen Kesehatan ditujukan bagi kaum perempuan dan laki-laki," ujar Fadilah. (Kompas,Senin, 21 April 2008 )