Ingin Hamil, Periksa Sperma Saja Tidak Cukup


Para suami dan istri hendaknya mengerti bahwa hambatan kehamilan bisa terjadi pada istri maupun suami, sehingga keduanya harus diperiksa. Untuk mengetahui kesuburan suami tidak cukup hanya dengan pemeriksaan sperma.

Saya seorang pria berumur 38 tahun, sudah menikah enam tahun, tetapi belum punya anak. Selama tiga tahun istri saya rajin memeriksakan diri ke dokter dan mendapat pergobatan, tetapt belum hamil juga.

Sebulan yang lalu saya diminta periksa sperma. Hasilnya tertulis 'oligoasthenozoospermia'. Berdasarkan hasil itu says diberi vitamin E dan disuntik hormon testosteron. Kata dokter sebulan lagi sperms saya akan diperiksa kembali.

Melalui surat ini saya ingin mendapat second opinion mengenai obat yang saya dapat itu. Maaf saya bukan meragukan, tetapi hanya ingin memastikan saja. Apakah sudah benar obat itu untuk masalah saya? Apakah pasti dapat memperbaiki sperma saya, sehingga menjadi subur?"
B.D., Semarang

Tes Ulang Sperma
Sebenarnya sejak awal Anda juga harus mendapat pemeriksaan, bukan hanya istri. Sudah jelas bahwa penyebab hambatan hamil bukan hanya bisa terletak pada istri, melainkan juga bisa pada suami. Bahkan, kini terjadi kecenderungan penyebab kesuburan suami menjadi semakin besar.

Walaupun agak terlambat; syukurlah akhirnya diketahui bahwa kesuburan suami terganggu,  berdasarkan pemeriksaan sperma. Namun, ada dua hal yang harus diperhatikan. Pertama, diperlukan pemeriksaan ulang sperma untuk memastikan hasil pemeriksaan sperma tersebut. Kedua, diperlukan pemeriksaan fisik andrologik untuk mengetahui apa penyebab gangguan sperma.

Pemeriksaan ulang sperma sangat perlu, bahkan mutlak dilakukan, karena analisis sperma tidak selalu mudah dilakukan, sehingga hasilnya tidak selalu tepat.

Hasil "oligoasthenozoospermia" yang Anda dapatkan menunjukkan bahwa jumlah sel spermatozoa dan gerakannya di bawah nilai normal. Ini berarti Anda tidak subur, tetapi bukan berarti Anda tidak dapat menghamili. Namun, bila dibandingkan dengan pria yang kesuburannya normal, istri Anda lebih mengalami hambatan untuk menjadi hamil.

Tak Perlu Hormon
Mestinya Anda juga mendapat pemeriksaan fisik untuk mengetahui adanya gangguan atau penyakit yang menjadi penyebab sperma terganggu itu. Dengan mengetahui adanya penyebab, pengobatan menjadi lebih tepat dan terarah. Meski demikian, memang tidak selalu pemeriksaan dapat mengungkap penyebab gangguan kesuburan.

Pengobatan vitamin E yang Anda terima merupakan obat yang umum diberikan, walaupun hasilnya mengundang tanda tanya. Demikian juga dengan suntikan hormon testosteron, yang sebenarnya tidak perlu diberikan kalau ternyata hormon testosteron Anda normal.

Sebaliknya, kalau dosis dan cara pemberian testosteron tidak benar, justru dapat menghambat proses pembentukan sperma dan menekan fungsi testis. Sebaiknya Anda dan istri berkonsultasi lebih jauh, tidak hanya melalui surat yang terbatas ini, agar lebih jelas bagi Anda dan istri.(Kompas,Jumat, 10/7/2009)