Memahami Menstruasi

Gambaran haid normal adalah terjadi siklus setiap sebulan sekali, kisaran normalnya setiap 21-40 hari sekali, lamanya 1-10 hari, dan jumlah darah yang keluar 1-6 pembalut sehari. “Ini kriteria haid yang normal. Gambaran darah haid yang normal adalah ada jaringan lendirnya, karena luruhnya dinding rahim,” jelas dr. Dewi Prabarini, Sp.OG , spesialis kebidanan dan kandungan dari Brawijaya Women and Children Hospital .

Beda haid dengan perdarahan adalah penampakan darahnya. Darah akibat perdarahan berwarna merah segar mengalir, seperti kalau tersayat pisau. Sementara darah haid akan menetes, terdapat gumpalan lendir kental, dan warnanya merah marun. Untuk mengetes, bisa dilap memakai tisu dan dilihat, ada gumpalan atau tidak. “Jumlah darah yang keluar juga harus diperhatikan. Ukuran normalnya adalah 1-6 pembalut atau 35-50 cc per siklus. Lebih atau kurang dari itu berarti tidak normal,” lanjut Dewi.

Usia Menarche


Siklus haid yang normal paling sedikit 15 hari. Kalau belum 15 hari sudah berdarah lagi, berarti tidak normal. Atau sebaliknya, 2-3 bulan tidak haid, berarti tidak normal. Usia menarche  atau usia awal haid yang normal adalah usia pubertas, paling muda usia 8-10 tahun dan paling lambat 17-18 tahun. Dua atau tiga tahun sebelum haid normal, biasanya sudah muncul tanda-tanda seperti rambut pubis dan rambut halus mulai ­muncul, ­payudara mulai tumbuh. Setelah itu, baru seorang wanita mendapat haid.

Dua sampai tiga tahun pertama menarche , haid boleh tidak teratur. Tapi, kalau haid lebih dari 15 hari terus menerus, harus diobati. Pasalnya, darah haid bisa menyebabkan infeksi. Darah yang keluar terus menerus di vagina akan membuat kuman di daerah ini mendapat pasokan makanan, sehingga bisa menimbulkan infeksi. 

Ada beberapa faktor yang memengaruhi usia menarche , di antaranya berat dan tinggi badan, makanan junk food  yang membuat anak lebih cepat tumbuh, dan sudah tercapainya umur (biasanya 8-10 tahun) atau berat badan 40 kg. “Kalau ini sudah tercapai dan kadar lemak sudah cukup untuk memproduksi hormon estrogen, ya sudah bisa haid,” jelas Dewi.

Faktor kedua adalah faktor keturunan. Misalnya, jika ibunya mendapat haid pertama di usia yang relatif muda, maka anak pun bisa jadi mendapat haid di usia yang juga relatif muda, sama halnya seperti menopause. Faktor lainnya yang memengaruhi adalah pengetahuan anak mengenai seks yang lebih dini. "Anak-anak sekarang, kan, sudah bisa browsing melalui internet," lanjutnya.

Nyeri Haid

Ada beberapa jenis gangguan haid, antara lain haid yang terlalu singkat atau terlalu lama (siklus), atau darah yang keluar terlalu sedikit atau terlalu banyak (jumlah). “Sedikit banyaknya jumlah haid tergantung dari jumlah darah yang rontok dari dinding rahim,” jelas Dewi.

Normalnya, jumlah darah yang keluar saat haid adalah 35 - 50 cc per satu siklus. Kalau kelebihan, bisa disebabkan hormon yang tidak seimbang. Pada wanita yang sudah berkeluarga, bisa karena pemakaian IUD yang membuat rahim membesar, sehingga darah yang keluar banyak. Bisa juga karena penebalan dinding berlebihan, atau karena myom atau kista. Sementara kalau jumlah darah haid yang keluar kurang, bisa jadi karena anemia (kurang darah).

“Tapi, yang paling banyak dialami perempuan sebetulnya adalah gangguan nyeri haid. Padahal, haid yang normal seharusnya tidak sakit. Kalau sakit, ya, sebaiknya diobati. Kapan sakitnya, bagaimana sakitnya? Kalau sebelum haid biasanya karena premenstrual syndrome ,” lanjut Dewi.

Gangguan haid juga bisa jadi merupakan gejala dari penyakit atau gangguan tertentu. Yang paling banyak adalah gangguan ketidakseimbangan hormon (hormone imbalance ). Misalnya, terlalu banyak hormon estrogen. Kalau darah haid yang dikeluarkan terlalu banyak, maka rahim otomatis juga menguras berlebihan, sehingga sakit. "Kalau hormonnya berlebihan, kontraksi rahim pun berlebihan, sehingga lama-lama bisa menjadi kista," lanjut Dewi.

Benarkah Haid?

Penanganan gangguan haid tergantung penyebabnya. Menurut Dewi, yang harus dipastikan adalah apakah darah yang keluar itu darah haid atau bukan. Kadang-kadang, pasien mengatakan bahwa darah yang keluar adalah darah haid, padahal ternyata bukan. “Bisa jadi itu keputihan berdarah, luka karena polip, atau luka pada dinding vagina. Jadi, harus didiagnosa dulu penyebabnya, baru diobati,” lanjutnya.

Jika gangguannya sekedar gangguan hormonal (dysfunctional uterine bleeding /DUB), biasanya dokter akan mengatur siklus haid (siklik) supaya teratur. “Kalau ada kelainan anatomi, ya, diperbaiki. Misalnya ada tumor, kista, atau myom . Seberapa besar, perlu dioperasi atau tidak, dan sebagainya.”

Yang tak kalah penting adalah kebersihan vagina yang harus ekstra dijaga pada saat haid. Prinsip kebersihan vagina adalah bersih dan kering. “Kering sangat penting, karena ketika haid, kan pakai pembalut terus. Vagina itu seperti tabung sepanjang 9 cm. Kalau ditutupin terus dengan pembalut jadinya lembab, dan bisa menimbulkan keputihan karena jamur,” jelas Dewi.

Makanya, pembalut sebaiknya rutin diganti setiap 3-4 jam. Kalau sudah selesai haid, tidak perlu memakai pembalut yang tebal, cukup pembalut yang tipis saja. Kalau haid sudah bersih, tidak perlu memakai panty liner , cukup memakai celana dalam berbahan katun yang berpori. “Pemakaian pembersih yang mengandung antiseptik juga tidak boleh. Sebaiknya gunakan pembersih dengan pH balance , atau cukup menggunakan air bersih mengalir,” kata Dewi. (tabloid nova)