Perempuan, Waspadai Benjolan di Payudara Anda!

KAUM perempuan perlu mewaspadai jika menemukan adanya benjolan pada bagian payudaranya. Sebab, benjolan itu bisa jadi salah satu gejala terjangkitnya kanker payudara. Untuk memastikan apakah benjolan itu merupakan tumor ganas atau tidak, maka penderita perlu segera memeriksakan diri dengan mammografi.

"Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya deteksi dini kanker payudara harus ditingkatkan melalui penyuluhan yang terus-menerus," kata Ahli bedah-onkologi dari Rumah Sakit Kanker Dharmais Sutjipto, dalam diskusi terbatas, di Jakarta, Rabu (16/7). Kanker payudara sebenarnya bisa disembuhkan jika terdeteksi sejak dini melalui pemeriksaan klinik dan mammografi.

Kanker payudara merupakan keganasan yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara. Dalam beberapa tahun terakhir ini, kelompok usia penderita makin muda, bahkan ada yang berusia di bawah 30 tahun. Ini dipicu pola hidup yang tidak sehat seperti kegemaran merokok dan konsumsi makanan siap saji, ujarnya menambahkan .

Ada beberapa gejala penyakit ini yang bisa dikenali yaitu munculnya benjolan di payudara dan perubahan besar maupun bentuk payudara. Gejala lain adalah, keluar cairan yang tidak normal dari puting susu, cairan dapat berupa nanah, darah, cairan encer atau keluar air susu pada ibu yang tidak hamil atau tidak sedang menyusui. Selain itu, kulit, puting susu dan areola melekuk ke dalam atau berkerut.

Semakin tinggi stadiumnya, maka ukuran benjolan akan semakin besar. Jika baru berupa benjolan dan belum menjalar ke organ tubuh lain, maka pengobatannya cukup dengan mengangkat benjolan itu sesegera mungkin sebelum makin membesar, kata Sutjipto. Jika sudah memasuki stadium empat, maka benjolan atau tumor ganas itu akan menjalar ke organ tubuh lain.

"Makin dini stadiumnya, peluang untuk sembuh atau tingkat harapan hidup juga makin besar," ujarnya. Pada tahap awal, kanker payudara tidak menimbulkan gejala apa pun, namun bersamaan dengan berkembangnya penyakit akan timbul gejala yang menyebabkan perubahan pada payudara. Untuk itu perlu ada pemeriksaan secara berkala baik dengan pemeriksaan payudara sendiri, pemeriksaan oleh tenaga medis maupun mammogram.  (Kompas,Rabu, 16 Juli 2008)