Jangan Anggap Sepele Sering Pipis


Masalah kesehatan seperti overactive bladder (OAB) atau yang lebih dikenal dengan sering buang air kecil, merupakan salah satu masalah penyakit bagi perempuan yang cenderung tidak tertangani dengan baik hingga akhirnya menjadi parah.

Meskipun bukan penyakit mematikan, penderita OAB bisa dibuat sengsara. Pernahkah kebelet saat buang air kecil? Setiap orang tentu pernah mengalaminya. Nah, apa jadinya kalau kebelet itu datang pada saat yang tidak diharapkan? Misalnya seorang operator telepon yang sedang menerima telepon, lalu tiba-tiba terserang kebelet pipis. Apakah sampai harus ngompol karna menahan sudah tidak bisa lagi?


OAB dapat terjadi mulai usia lima tahun. Menurut dr. Budi Iman Santoso, Sp.G, pada acara “Healthy Chit Chat” yang digelar Pfizer belum lama ini, sekitar 53 persen wanita di Asia terganggu masalah OAB. Di Indonesia, tidak ada data resmi yang mengungkap berapa banyak perempuan yang terpengaruh oleh OAB. Hal tersebut karena orang cenderung menyepelekannya.

Lantaran tidak diketahui penyebabnya, dokter belum bisa menyingkirkan OAB dari kehidupan penderitanya. Paling ganya bisa menurunkan frekuensinya, misal dari elapan kali sehari, menjadi tiga kali sehari. OAB menjadi siksaan sebab pengidap OAB tak jarang bangun malam satu-dua kali hanya untuk ke toilet. Bahkan ada pasien dr. Budi yang buang air kecil sampai 24 kali sehari.

Normalnya, orang berkemih kurang dari tujuh kali sehari. Dorongan untuk buang air kecil baru timbul lagi setelah tiga sampai empat jam kemudian. Kantong kemih memiliki daya tampung yang cukup besar. Ketika terisi 150 cc, orang baru mulai menyadari adanya sensasi awal berkemih, tetapi belum ada desakan untuk segera ke toilet. Masih bisa ditahan sampai produksinya sekitar 300 cc sampai 350 cc.

Ada beberapa kemungkinan penyebab OAB:

  1. Infeksi Saluran Kemih (ISK). Ini penyebab utama peningkatan frekuensi buang air kecil.
  2. Diabetes. Sering buang air kecil merupakan gejala awal dari diabetes.
  3. Prostatitis akut. Prostatitis akut adalah pembengkakan dan iritasi kelenjar prostat yang berlangsung cepat. Prostatitis akut biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri pada kelenjar prostat yang menyebabkan dinding kandung kemih menjadi sensitif.
  4. Menstruasi. Tepat sebelum menstruasi biasanya kelembaban wanita meningkat. Dalam beberapa hari menstruasi, kelembaban ekstra itu meninggalkan tubuh sehingga meningkatkan frekuensi buang air kecil.
  5. Kehamilan. Pada minggu-minggu awal kehamilan, rahim mengalami perkembangan sehingga menekan kandung kemih, menyebabkan sering buang air kecil.
  6. Sistitis interstisial. Radang dinding kandung kemih kronis yang tidak diketahui penyebabnya ini ditandai dengan nyeri di daerah kandung kemih dan panggul. Gejala utama adalah dorongan kuat untuk buang air kecil, setiap kalinya hanya mengeluarkan sejumlah kecil urine (Jawa: anyang-anyangen)
  7. Kafein. Kafein menghambat kerja hormon antidiuretik (ADH). Hormon itu memastikan bahwa tidak terlalu banyak air dalam urine. Hambatan terhadap ADH membuat produksi air urine meningkat.
  8. Obat-obatan. Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dapat membuat Anda lebih sering pipis untuk sementara, dan kembali normal setelah Anda berhenti minum obat.
  9. Stroke atau penyakit neurologis lainnya. Kerusakan saraf yang mengendalikan kandung kemih dapat menyebabkan masalah fungsi kandung kemih, termasuk dorongan untuk buang air kecil yang terlalu sering dan tiba-tiba.
  10. Nokturia, kandung kemih terlalu aktif. Beberapa orang sering buang air kecil terutama di malam hari. Biasanya mempengaruhi orang berusia lebih dari 50 tahun, ibu hamil, pria dengan kanker prostat dan gagal jantung.

Orang dengan latar belakang tertentu memiliki faktor risiko untuk terkena OAB, yakni mereka yang kegemukan, diabetes, merokok, dan kurang gerak. Juga pada orang dengan riwayat infeksi saluran kemih.

Nah, ada beberapa tips yang bermanfaat. Sebaiknya perempuan tidak mengenakan celana jin ketat dan menanggalkan kebiasaan memakai pantyliners. Tiga pencegahan berikut, yakni dengan latihan otot kandung kemih dengan menahan buang air kecil selama 30 menit, melakukan senam kegel untuk mengencangkan otot-otot sekitar paha, dan memperhatikan asupan makanan dan minuman terutama yang bersifat diuretic, dan hindari makan dan minum dua jam sebelum tidur bisa Anda coba. (intisarionline)